Analisis Beban Paparan Limbah Fosfat (PO4) Pertanaman Perluas Lahan pada Sub Surface Constructed Wetland
Abstract
Air limbah deterjen mengandung ABS (Alkylbenzene sulfonate) merupakan salah satu bahan kimia yang sulit terurai. Selain ABS deterjen juga mengandung fosfat yeng berasal dari Sodium tripolyphosfate (STPP). Kandungan fosfat yang terdapat dalam limbah deterjen yang dihasilkan terus menerus mengakibatkan keseimbangan ekosistem disekitar menjadi terganggu. Fosfat yang berlebih menyebabkan peristiwa eutrofikasi pada perairan akibat pengkayaan unsur fosfat yang memicu percepatan pertumbuhan tanaman air sehingga lapisan permukaan air tertutup oleh tanaman membuat sinar matahari tidak dapat menembus perairan. Untuk menghindari pencemaran lingkungan penelitian secara biologi dengan memanfaatkan tanaman air (Typha latifolia dan Cyperus alternifolius) dianggap lebih ramah dan aplikatif dalam menurunkan kandungan bahan pencemar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi seberapa banyak beban pencemar yang terpapar dalam tanaman, dan seberapa banyak tanaman yang dibutuhkan perluas lahan yang digunakan dalam pengaplikasian. Hasil penelitian menunjukan beban fosfat untuk tanaman Typha media arang dengan konsentrasi paparan 6,025 mg/L yakni sebesar 1,28 mg/m2/Tanaman, untuk media kerikil dengan konsentrasi paparan 1,100 mg/Lyakni sebesar 0,23 mg/m2/Tanaman. Beban Fosfat untuk tanaman Cyperus media arang dengan konsentrasi paparan fosfat 4,200 mg/L yakni sebesar 0,88 mg/m2/Tanaman, untuk media kerikil dengan konsentrasi paparan Fosfat 3,588 mg/Lyakni sebesar 0,75 mg/m2/Tanaman.diketahui Beban konsentrasi Fosfat perluas lahan pertanaman sebesar 2,69 mg/m2/tanaman